Baru-baru ini tersiar kabar di berbagai media, bahwa seorang "Syech", Kyai, Pengasuh Pondok Pesantren, dan Pengusaha sukses, Syech DR HM Pujiono Cahyo Widianto, yang berasal dari Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Semarang Jawa Tengah, pada tanggal 8 Agustus 2008 telah menikahi seorang ABG bernama Lutfiana Ulfa yang baru berumur 11 tahun.
Syech Puji Buat Sensasi
Mengharap Zakat Berujung Kematian
Satu lagi kejadian di negeri ini yang menimpa rakyat jelata yang mengharapkan sedekah, walau hanya sebesar Rp 30.000,- / orang, namun nyawa yang menjadi taruhannya.
Untuk para dermawan yang lain, yang ingin bersedekah kepada masyarakat yang kurang mampu, kita semua berharap agar kejadian di Pasuruan, Jawa Timur tidak terulang lagi. Semoga para dermawan sadar akan hal tersebut, amien....!!!!
Rindu Kebersamaan Menjalankan Ibadah
Tak terasa, sebentar lagi, kita terutama umat Islam akan menjalankan ibadah puasa, dan tentunya Insya Allah akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1429 H, tetapi dalam hati kecil ini, penuh dengan rasa keraguan, akankah kita umat Islam akan menjalankan ibadah puasa dan Hari Raya itu dengan bersama-sama, tidak ada yang mendahului, ataupun lebih lambat.
Kita masih ingat waktu dulu kita masih kecil, dengan suka cita menyambut datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri secara bersama-sama, tidak ada perbedaan diantara kita, tapi beberapa tahun terakhir ini, umat Islam merayakannya dengan perbedaan. Sementara kita akan merasa ada yang mengganjal, jika kita melaksanakan sesuatu dengan diliputi oleh perbedaan. Kita semua tentu rindu dengan kebersamaan itu.
Dengan terpecahnya waktu pelaksanaan awal puasa dan 1 syawal, apa kata orang-orang non muslim?? Tentu mereka akan mencibir, mengapa orang Islam dalam menjalankan ibadahnya tidak bisa kompak?? Dan ini merupakan salah satu celah akan terpecahnya umat Islam, sedangkan kita sendiri tidak menghendaki hal itu.
Kalau kita hidup disuatu bangsa, tentu bangsa tersebut ada pemimpinnya, sedangkan yang menjadikan mereka pimpinan kita, tentu saja kita sendiri, tapi mengapa dalam menjalankan ibadah kita tidak percaya dengan pimpinan kita sendiri, yang tentunya dalam sistem pemerintahan ada ahlinya masing-masing, sedangkan kita sebagai warga negara yang baik dan umat Islam, dianjurkan untuk mematuhi pimpinan kita. Apa jadinya kalau kita tidak percaya dengan pimpinan kita sendiri ???
Kita semua dalam hati kecil, tentu rindu dengan kebersamaan, baik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun dalam menjalankan ibadah puasa, tapi mengapa akhir-akhir ini kita selalu terpecah??? Sampai kapan hal ini akan terjadi ??? Dan akankah kita akan terus begini??? Jawabnya adalah kesadaran dalam hati kita masing-masing dalam menjalankan ibadah. Dan sebagai umat Islam yang baik, tentu harus mematuhi pimpinan kita, bukan dalam lingkup kecil suatu kelompok atau daerah saja, tapi dalam lingkup berbangsa dan bernegara. Semoga kita semua akan menyadari pentingnya arti kebersamaan, Amien ....!!!!
Baca Selengkapnya......Seni atau Pornoaksi??
Akhir-akhir ini, dimedia massa ramai diberitakan adanya penyanyi yang di cekal di beberapa daerah, diantaranya Dewi Persik dan Jupe ( Julia Perez ). Sebelumnya, Inul juga pernah menghebohkan Indonesia dengan "Goyang Ngebor"-nya, namun setelah ramai dibicarakan, saat ini dia jarang muncul di televisi.
Berbagai pendapat pun muncul di kalangan masyarakat. Ada yang pro, dan banyak pula yang kontra. Terlepas dari pro dan kontranya penikmat hiburan dinegeri ini, kedua tokoh tersebut diatas ( Dewi Persik dan Jupe ) melakukan pembelaan masing-masing di media massa, sedangkan Inul menyampaikan permintaan ma'af kepada khalayak ramai, jika apa yang disuguhkan kurang pantas, dan berjanji akan memperbaiki penampilannya.
Sementara itu, Dewi Persik dan Jupe tidak mau disalahkan, dan bahkan mereka mengatakan, bahwa semua yang mereka lakukan adalah demi penggemar, dan itu semua adalah ekspresi mereka dalam menyalurkan bakat seni. Mereka mengatakan, mereka adalah penghibur, dan mereka akan puas jika yang dihibur terpuaskan dengan sajian mereka, tidak peduli, apakah yang mereka melakukan pantas atau tidak jika dilakukan ditempat terbuka, dan tidak ada kontrol, siapa saja yang menyaksikan pertunjukan mereka. Dan tragisnya lagi, pada kampanye Pilkada beberapa waktu yang lalu, banyak kandidat yang menyuguhkan penghibur dengan tipe sama seperti Dewi Persik dan Jupe.
Kalau calon pemimpin melakukan kampanye dengan cara seperti itu ( walaupun tujuannya menghibur ), kita jadi sanksi, bagaimana cara mereka nantinya memimpin di daerahnya masing-masing? Apakah mereka menyaring, bagaimana cara mencapai keinginannya, apakah sesuai dengan norma yang berlaku atau tidak.
Salah satu menteri yang ikut angkar bicara soal Jupe dan Dewi Persik adalah Meuthia Hatta, beliau mengatakan bahwa, masyarakat sudah ada yang merasa terganggu dengan aksi panggung kedua artis tersebut, terutama Jupe, yang melakukan aksi promo albumnya dengan menyelipkan kondom dalam cover album. Sebetulnya tujuannya apa?? Apakah kampanye penanggulangan AIDS, atau malah mendukung seks bebas ???
Jadi, kepada Dewi Persik dan Jupe, agar lebih memperhatikan lagi aksi-aksi panggungnya, terutama di panggung terbuka, agar birsikap lebih sopan dan bermoral. Kalaupun anda beranggapan bahwa itu semua adalah seni, agar ditampilkan di tempat yang tertutup, agar anak-anak bangsa yang masih dibawah umur tidak diracuni oleh aksi anda.
Kita semua hanya bisa berharap, semoga kedua artis tersebut bisa segera melakukan kegiatan seni dan menghinur kita semua dengan lebih bermoral, Amien.....
Mau Dibawa Kemana Bangsa Ini ?
Tanggal 17 Agustus 2008 ini, sudah 63 tahun sudah kemerdekaan Bangsa ini dari belenggu penjajahan, tapi apa yang sudah kita sumbangkan pada Bangsa ini ?
Ada yang mengganjal dibenak ini, setelah 63 tahun merdeka, apakah kita semua sudah "MERDEKA" dalam arti yang luas?
Pada tahun 2009 nanti, kita akan mengadakan sebuah PESTA DEMOKRASI, yaitu Pemilihan Umum, yang setiap 5 tahun sekali dilaksanakan di negeri ini, tapi terkadang kita nggak mengerti, apa sich yang dicari oleh para pemimpin partai yang ada di Indonesia ini ?
Setiap hari kita mendengar, betapa para "WAKIL RAKYAT" yang banyak di kejar dengan kasus korupsi dimana-mana, baik yang didaerah maupun yang di pusat.
Kita sebagai rakyat yang merasa "DIWAKILI" menjadi bertanya-tanya, kalau "WAKIL RAKYAT"-nya sudah korup, terus bagaimana dengan rakyat yang diwakilinya ?
Sebenarnya, apa sich yang salah dengan WAKIL RAKYAT kita ?? Apakah kita yang salah memilih wakil kita, atau para wakil kita yang nggak tahu diri, sudah dikasih segala fasilitas yang cukup, gaji yang cukup, bahkan dibekali juga dengan laptop, katanya untuk memperlancar tugas-tugas mereka, padahal banyak wakil rakyat kita yang gaptek.
Berbicara soal gaptek, memang kita semua cukup prihatin dengan bangsa ini. Ditengah berkembangnya peradaban di dunia ini, rakyat kita masih banyak yang nggak ngerti soal teknologi, yang mungkin disebabkan karena kurangnya pendidikan di negeri ini. Sering kita mendengar di media massa, ada sebuah gedung sekolah yang kondisinya memprihatinkan, bahkan tidak sedikit yang tidak layak pakai karena takut ambruk jika kita berada didalamnya. Kalau kita menimba ilmu dalam keadaan yang tidak tenang, bagaimana kita bisa menyerap ilmu yang diajarkan oleh guru kita ??
Sebetulnya, anak bangsa ini banyak yang mempunyai otak seperti otak Habibie ( kata Iwan Fals ), tetapi bangsa ini belum bisa memanage mereka, sehingga terkadang hanya anak yang mempunyai orang tua yang mampu saja yang bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang bermutu, padahal belum tentu mereka itu mempunyai otak yang cemerlang, karena mereka di hidupi dengan uang yang nggak jelas perolehannya. Sementara banyak anak yang di hidupi oleh orangtuanya dengan cucuran keringat yang penuh dengan keikhlasan, tidak bisa mendapatkan kesempatan menikmati pendidikan yang layak, apalai bermutu...!!
Jadi untuk Pemilu yang akan datang, tolong kepada para WAKIL RAKYAT yang terpilih duduk dikursi dewan, marilah berfikir dan bertindak, Mau dibawa kemana Bangsa Yang Besar Ini....??? Kita harus yakin, jika Bangsa ini di kelola dengan baik dan benar, maka akan menjadi bangsa yang besar dan tentunya rakyat yang makmur dan manusiawi.
Kita sadar, mengapa para pejabat dan anggota dewan banyak melakukan korupsi ? Itu semua karena mereka tidak mempunyai moral yang tangguh sebagai dasar pemikiran dalam menjalankan segala aktifitasnya.
Kalau kita ingin bangsa ini menjadi bangsa yang besar, maka langkah awal kita adalah dengan memperbaiki moral anak-anak kita, yang nantinya akan memegang tongkat estafet pembangunan di negara ini. Dan moral yang baik akan terbentuk jika sarana maupun prasarana yang mereka gunakan memadai, dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah, bagaimana pemerintah menyediakan sarana tersebut.
Sebuah sarana yang kita pakai akan menjadi salah satu penentu hasil dari pemakaian sarana tersebut. Bagaimana kita bisa mendapatkan hasil yang sempurna, jika sarana itu dibangun dengan bumbu-bumbu korupsi dimana-mana, dari penyediaan lahan, pembangunan, bahkan perlengkapannya dibeli dengan bumbu-bumbu korupsi, korupsi, dan korupsi lagi.
Mari kita semua yang membaca tulisan ini, baik yang akan memilih maupun yang akan dipilih agar sadar tugas dan kewajiban masing-masing. Jadikanlah bangsa yang besar ini menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain dengan menyadari hak, tanggung jawab, dan kewajiban kita semua.
Jakarta, 14 Agustus 2008
